HATAM UMI

Berapa banyak dari kita–kaum Adam–yang sering melakukan ‘ritual’ tidur ketika khutbah jumat berlangsung? Ya, mengakulah kalian laki-laki. Siapa di sini yang mencuri kesempatan untuk tidur di sela-sela khutbah jumat?
Sebenarny aku pun demikian…
Tadi ketika khutbah jumat akan dimulai, sudah kuniatkan 80% untuk tidur. Bukan karena malas atau tidak taat tapi memang semalam aku tidur agak larut. Untuk menghindari rasa pusing aku brrniat untuk tidur di sela-sela khutbah jumat. Dan mungkin ini menjadi sebuah justifikasi yang kuat: Bahkan tidur di saat bulan ramadan bernilai pahala.
Assalamuakaikum warohmatullihahi wa barakatuh…
Khotib sudah naik ke mimbar. Khutbah akan segera dimulai.
Aku sudah mulai menudukan kepala dan menutup mata. Lamat-lamat suara adzan berkumandang. Kepalaku sudah berat, rasanya ingin cepat tdur saja.
“Tahun 1978 Saya mengikuti musabaqoh hifdzul quran. Saat itu usia saya masih kanak-kanak. Alhamdulillah saya berhasil melaju sampai ke tingkat provinsi DKI Jakarta.”
Mata semakin berat…
“Ketika pengumuman pemenang, juri kebingungan untuk menentukan siapa yang berhak menyandang juara pertama sampai juara tiga. Mengapa? Karena ketiga orang tersebut memiliki daya hafal yang sama, irama yang sama, makhorijul hurufnya sama. Semuanya sama. Identik.”
Mataku mulai tertutup. Sebentar lagi akan masuk ke alam bawah sadar.
“Karena kebingungan, sang juri memanggil orang tua dari ketiga orang anak tersebut. Ya dialah Haji Haji Hasan, orang tua saya sekaligus orang tua dari 2 kakak saya yang juga sedang mengikuti lomba yang sama. Perwakilan keluarga kami meraih juara di lomba ini. Dengan tersenyum ayah saya bilang juara 1 dan 2 diraih oleh kakak saya dan saya mendapat juara 3.”
Wowww…subhanallah..

Leave a comment